Panji Rahitno
Cirebon – Polresta Cirebon menggelar kegiatan Pembinaan Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) bertempat di Masjid Syarif Hidayatullah, Asrama Polisi Kaliwadas, Sumber, Polresta Cirebon, pada hari Senin (22/1/2025). Kegiatan ini dipimpin oleh Kapolresta Cirebon, Kombes Pol Sumarni, S.I.K., S.H., M.H., dan dihadiri oleh sejumlah pejabat serta tokoh pendidikan, di antaranya Kajari Kabupaten Cirebon Dr. Yudhi Kurniawan, S.H., M.H., Kadis Pendidikan Kabupaten Cirebon H. Ronianto, S.Pd., M.M., Rektor Universitas Muhammadiyah Cirebon Arif Nurdin, S.T., M.T., serta perwakilan dari Polresta Cirebon, dosen Universitas Muhammadiyah Cirebon, orang tua ABH, dan 64 anak-anak yang berhadapan dengan hukum.
Program pembinaan ini merupakan bentuk kolaborasi antara Polresta Cirebon, dengan sejumlah lembaga pemerintah dan pendidikan, menggelar program pesantren kilat khusus bagi anak-anak yang pernah terjerat masalah hukum. Program yang berlangsung selama tujuh hari ini bertujuan untuk membentuk mental positif dan mengarahkan anak-anak kembali ke jalan yang benar.
Kapolresta Cirebon, Kombes Pol. Sumarni, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk upaya humanis untuk memberi kesempatan kedua bagi anak-anak yang terlibat dalam tindak kejahatan. "Kami ingin mereka meninggalkan perilaku negatif seperti tawuran atau tindak pidana lainnya. Melalui pesantren kilat ini, kami membekali mereka dengan nilai-nilai agama, keterampilan hidup, pendidikan karakter, dan hipnoterapi" ujar Kombes Sumarni.
Program ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), dan Kejaksaan Negeri Cirebon. Anak-anak peserta pesantren kilat diajarkan nilai-nilai keagamaan, sopan santun, dan diberikan hipnoterapi oleh Tim UMC serta keterampilan ekonomi kreatif, salah satunya adalah membuat telur asin sebagai kegiatan produktif di waktu luang.
Pesantren kilat ini diharapkan dapat menjadi titik balik bagi anak-anak untuk meraih masa depan yang lebih cerah. Kombes Pol. Sumarni menegaskan, "Perubahan dimulai dari diri sendiri. Dengan perilaku yang baik, tata krama, dan kesungguhan, mereka bisa menjadi pemimpin masa depan yang hebat."
Semoga kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi mentalitas anak-anak tersebut dan membekali mereka untuk menjadi pemimpin masa depan yang lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat.
Sementara Rektor UMC, Arif Nurudin, menambahkan bahwa mereka juga menggunakan metode hipnoterapi dan tasawuf untuk membantu anak-anak meninggalkan kebiasaan buruk mereka. "Kami berharap mereka dapat bangkit dan menjalani kehidupan yang lebih baik setelah mengikuti program ini, " kata Arif.
Kajari Cirebon, Yudhi Kurniawan, memberikan apresiasi terhadap program ini. "Ini adalah langkah luar biasa. Kami berharap anak-anak dapat memahami bahwa perbuatan baik, sekecil apa pun, dapat membawa dampak besar bagi hidup mereka dan masyarakat, " tuturnya.
Kadisdik Kabupaten Cirebon, Ronianto, juga menyatakan dukungannya terhadap kegiatan ini. Menurutnya, pendekatan humanis sangat penting untuk memastikan anak-anak yang bermasalah hukum tidak kehilangan masa depannya. "Program ini menunjukkan bahwa mereka masih memiliki harapan. Kami akan terus mendukung inisiatif positif seperti ini, " ujarnya.
Update 
